Pengertian Rasio Solvabilitas, Tujuan, Jenis, dan Rumusnya
Pengertian Rasio Solvabilitas, Tujuan, Jenis, dan Rumusnya

Solvabilitas adalah hal penting untuk menjaga reputasi perusahaan lho!

Berapapun nominal dan jangka waktunya, setiap perusahaan pasti memiliki utang. Mulai dari utang pada supplier hingga utang jangka panjang seperti dividen saham. Solvabilitas adalah istilah bisnis untuk menyebut seberapa mampunya perusahaan membayar utang-utang yang dimilikinya.

Perhitungan solvabilitas umumnya dilakukan secara rutin dalam periode waktu tertentu, seperti 3, 4, 6, sampai 12 bulan. Jika perusahaan tidak menghitung solvabilitasnya dengan benar, tingkatnya bisa jadi tidak stabil sehingga mengancam reputasi perusahaan. Selengkapnya tentang apa itu solvabilitas bisa sobat OCBC NISP simak di bawah ini.

 

Pengertian Solvabilitas

Secara ekonomi, pengertian solvabilitas adalah metriks yang digunakan untuk mengukur kapasitas bisnis membayar hutang, sebagai dasar penilaian bagi kreditur.

Dalam solvabilitas, stakeholder perusahaan terutama kreditur bisa menilai seberapa mampu perusahaan menyelesaikan kewajiban finansialnya, baik dalam jangka pendek atau panjang. Jadi, secara singkat dapat kita simpulkan bahwa pengertian solvabilitas adalah rasio pengukur bisa tidaknya perusahaan membayar utang di masa depan.

 

Tujuan Perhitungan Solvabilitas

Setelah membahas apa itu solvabilitas, sekarang kita akan membahas beberapa tujuan kenapa perhitungan solvabilitas diperlukan, yaitu di antaranya:

  1. Meringkas Kondisi Finansial Perusahaan Pada Kreditur
    Perhitungan rasio solvabilitas adalah aktivitas yang sangat krusial bagi reputasi perusahaan di mata kreditur. Maksudnya kreditur di sini tidak terbatas pada pemberi hutang saja lho sobat OCBC NISP!

    Kreditur perusahaan yang membutuhkan data solvabilitas adalah lembaga peminjam uang, perusahaan anjak piutang, asuransi, hingga investor. Apabila tingkat solvabilitas suatu bisnis rendah, maka kreditur-kreditur ini akan meragukan perusahaan tersebut dan memasukkannya ke dalamĀ blacklist.

  2. Menilai Kemampuan Bisnis Membayar Bunga
    Salah satu konsekuensi bertransaksi secara kredit adalah bunga, dan ini berlaku juga antara perusahaan dan para krediturnya. Selain untuk menilai kapasitas perusahaan membayar utang, rasio solvabilitas adalah alat ampuh guna memproyeksikan kemampuan bisnis membayar bunga hingga beberapa tahun mendatang.
  3. Memberi Informasi Kesehatan Neraca
    Neraca keuangan yang sehat dengan modal dan aktiva seimbang merupakan angin segar bagi para kreditur perusahaan. Data tentang kesehatan neraca ini salah satunya bisa didapatkan melalui perhitungan solvabilitas.
  4. Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo Pembayaran
    Tujuan terakhir perhitungan rasio solvabilitas adalah supaya kreditur bisa mengetahui total uang bisa didapatkannya dari pembayaran kredit perusahaan. Estimasi total pembayaran ini terutama penting jika kreditur dijanjikan pengembalian pinjaman dengan bunga atau perkembangan dividen.

 

Jenis Jenis Rasio Solvabilitas

Setelah membahas apa itu solvabilitas dan tujuan perhitungannya, kali ini kita akan membahas beberapa jenisnya. Selengkapnya tentang jenis rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:

  1. Debt to Asset Ratio
    Jenis pertama perhitungan solvabilitas adalah debt-to-asset ratio, atau disingkat dengan D/A Ratio, yaitu perbandingan antara jumlah kewajiban belum dibayar dan total aset perusahaan saat ini. Aset yang dihitung di sini termasuk aset tak lancar seperti mesin/bangunan dan aset lancar seperti kas/uang tunai/tabungan bank non-deposito.
  2. Debt to Equity Ratio
    Jenis berikutnya dari solvabilitas adalah debt-to-equity ratio atau D/E Ratio, yakni perbandingan jumlah kewajiban dengan total modal operasional bisnis, atau yang disebut juga sebagai ekuitas. Jika rasio hutang perusahaan lebih besar dari modal operasionalnya, maka ini salah satu tanda solvabilitas perusahaan tersebut bermasalah.
  3. Leverage Ratio/Debt to Capital Ratio
    Nama lain dari leverage ratio adalah debt to capital ratio, atau D/C ratio. Jenis solvabilitas ini merupakan perbandingan dari jumlah hutang dengan total kekayaan perusahaan saat ini, baik yang sudah diubah menjadi aset atau valuasi saham.

 

Rumus Rasio Solvabilitas dan Cara Menghitungnya

Agar sobat lebih paham apa itu solvabilitas dan tahu perhitungannya secara praktikal, di bawah ini ada penjelasan tentang rumus rasio solvabilitas dan contoh cara menghitungnya.

  1. Debt to Asset Ratio
    Rumus solvabilitas untuk D/E Ratio sangat sederhana, yaitu total hutang (debt) dibagi dengan total aset perusahaan (assets). Apabila nilai D/A Ratio lebih dari 1.0, maka itu berarti solvabilitas perusahaan sedang dalam masalah.

    Contoh:
    PT. A memiliki total kewajiban belum dibayar sebesar Rp207 milyar, dengan total aset dimiliki saat ini sebesar Rp200 miliar. Dengan demikian, perhitungannya yaitu:

    Rumus rasio solvabilitas D/A = debt/assets
    Solvabilitas D/A PT. A = Rp207 milyar/Rp200 miliar = 1.035

    Jadi, solvabilitas PT. A adalah 1.035, yang artinya kemampuan membayar kewajiban perusahaan di tahap ini bermasalah, walaupun dengan tingkat rendah.

  2. Debt to Equity Ratio
    Rumus solvabilitas D/E ratio hampir mirip dengan D/A ratio, hanya berbeda di akumulasi ekuitasnya saja. Nilai optimal D/E ratio adalah 2.0.

    Contoh:
    Pemilik PT. B memiliki ekuitas di perusahaannya sebesar Rp100 miliar dari total aset Rp250 milyar (yang artinya Rp150 miliar didapat dari hutang). Sementara itu, kewajiban-kewajiban lain PT. B jika ditotal sebesar Rp25 miliar. Maka dari segi D/E PT. B, perhitungan rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:

    Rumus rasio solvabilitas D/E = debt/equity
    Solvabilitas D/E PT. B
    = (Rp150 milyar + Rp25 miliar)/Rp100 miliar
    = Rp175 miliar/Rp100 milyar
    = 1.75

    Jadi, rasio solvabilitas D/E PT. B adalah 1.75, yang artinya rasio jumlah ekuitas dan hutangnya masih di bawah ambang batas maksimal.

  3. Debt to Capital Ratio
    Sementara itu, rumus solvabilitas D/C atau leverage ratio sedikit berbeda dengan D/A atau D/E ratio. Jika ingin mencari tahu D/C ratio, Anda perlu membagi total hutang dengan total kekayaan, baik yang didanai hutang maupun ekuitas. Tidak ada batas maksimum untuk D/C ratio, tapi semakin rendah nominalnya semakin baik.

    Contoh:
    PT. C memiliki hutang sebesar Rp100 milyar, dengan total ekuitas mencapai Rp150 milyar. Jika ingin mencari D/C ratio PT. C, perhitungannya yaitu sebagai berikut:

    Rumus rasio solvabilitas D/C = debt/(debt + equity)
    Solvabilitas D/C PT. C
    = Rp100 miliar/(Rp 100 miliar + Rp150 miliar)
    = Rp100 miliar/Rp250 milyar
    = 0.4

    Ini artinya, rasio hutang PT. C hanya 40% dari total kapitalisasi perusahaan, sehingga PT. C tergolong masih sehat dan baik dari segi solvabilitasnya.

 

Perbedaan Solvabilitas, Likuiditas, & Viabilitas

Di bagian terakhir ini, kita akan membahas perbedaan solvabilitas, likuiditas, dan viabilitas. Pada dasarnya, solvabilitas adalah perbandingan jumlah hutang perusahaan dengan aktiva-aktiva yang dimilikinya sendiri. Likuiditas merupakan perbandingan berapa banyak aset lancar/kas milik perusahaan dibanding aset tak lancarnya. Terakhir, viabilitas adalah rasio antara solvabilitas dan likuiditas.

Sebuah perusahaan dinyatakan sehat apabila likuiditasnya minimal setara dengan solvabilitasnya. Apabila solvabilitas lebih tinggi daripada likuiditas, maka perusahaan tersebut kondisi finansialnya sedang tidak sehat. Sehingga membutuhkan restrukturisasi neraca atau strategi keuangan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *